Powered By Blogger

Home

Friday 29 July 2016

Wisata Religi di Medan: Muslim, Kristen, Budha, Hindu, Lengkap

Batak, Kristen, dan Danau Toba. Tiga hal itu yang pasti terbayang ketika menyebut kota Medan maupun Propinsi Sumatra Utara.

Saat menginjakkan kaki di Kota Medan, bayangan itu tak sepenuhnya benar. Kota berpenduduk mayoritas Melayu muslim ini memiliki sejarah yang cukup panjang menapaki jejak-jejak kemajemukan agama di tanah Melayu Deli.

Bukti kemajemukan keyakinan masyarakat Sumatra Utara dapat disaksikan melalui sejumlah arsitektur bangunan yang berdiri megah. Rumah ibadah yang telah berdiri sejak ratusan tahun, hingga dalam dekade akhir 2000-an.

Menelusuri jejak religi di Sumatra Utara, bemula dari jantung Kota Medan, tepatnya di Masjid Raya Al Mashun atau sohor dengan sebutan Masjid Raya Medan.

Masjid bergaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Spanyol ini selesai dibangun pada 1909. Keberadaan masjid bersegi delapan tersebut tak bisa dipisahkan dari Istana Maimun Kesultanan Deli.

Sultam Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alam, pemimpin Kesultanan Deli sebagai pemrakarsa pembangunan masjid tersebut. JA Tingdeman, arsitek asal Belanda, merancang masjid dengan denah simetris segi delapan dalam corak campuran Maroko, eropa, Melayu dan Timur Tengah.

Masjid yang hingga saat ini masih digunakan sebagai masjid Istana Maimun tersebut, menjadi saksi keindahan perpaduan arsitektur berbagai budaya. Berbagai kegiatan juga masih dilakukan di rumah ibadah ini.

Saat Ramadhan tiba, di Masjid ini juga ada kuliner yang hanya dihidangkan menjelang buka puasa. Ya, bubur pedas khas Masjid Raya Medan, selalu laris manis saat bulan puasa.
 
Gereja Katolik Velangkani
Masih di Kota Medan, jejak religius berikutnya yang tidak boleh terlewatkan adalah Gereja Katolik Velangkani. Rumah ibadah umat Katolik ini tampak sangat berbeda bila dibandingkan dengan gereja-gereja lainnya.
Gereja Graha Maria Annai Velangkani atau sohor disebut Gereja Velangkani ini tak ubahnya sebuah potret multikultural di Indonesia.

Betapa tidak, siapapun yang baru pertama melihat bangunan ini akan menyangka sebagai kuil tempat beribadah umat Hindu. Bangunan yang memiliki arsitektur unik ini berada di Kota Medan, Sumatra Utara.

Bangunan ini awalnya dibangun oleh pendatang dari Tamil, India selatan yang menganut agama Katolik. Sebuah bangunan di Medan yang dijadikan tempat beribadah bagi umat Katolik sekaligus objek wisata.

Lokasi tepat gereja unik ini di Taman Sakura Indah, Jalan Sakura III Nomor 10, Tanjung Selamat, Medan. Tidak jauh dari Pasar Melati, pasar pakaian bekas impor terbesar di Sumut.

Gereja ini digagas oleh Pastor James Bharata Putra SJ dan diresmikan oleh Uskup Medan, Mgr. Pius Batubara. Tempat ini dibangun sejak 2001 dan selesai pembangunan pada 2005 lalu.

Bangunan utama gereja berbentuk menara yang terdiri dari dua lantai. Lantai dasar dijadikan aula dan lantai atas dipakai sebagai ruang ibadah serta terdapat patung Annai Velangkanni dan puteranya yang didatangkan langsung dari India.

Kubah gereja berjumlah tiga melambangkan konsep ketuhanan Trinitas dalam agama Katolik yaitu Allah, Yesus dan Roh Kudus. Menara yang terdiri dari tujuh jenjang melambangkan tujuh tingkatan surga.

Gereja ini dilengkapi dengan kapel untuk berdoa kepada Maria, kapel untuk mengenang Paus Yohannes Paulus II, serta asrama untuk umat Katolik yang ingin menginap di dekat gereja. Gereja ini terbuka untuk semua umat Katolik, bukan hanya untuk bangsa Tamil saja.

Gereja ini memberikan pengabdiannya kepada Bunda Maria yang telah lama menampakkan dirinya di pesisir desa Velangkanni, Tami Nadu, India sekitar abad 17.

Nama Annai Velangkani diambil dari bahasa India. Annai yang berarti bunda dan Velangkanni adalah desa di mana Bunda Maria menampakkan diri.

Penampakan ini menjadi latar belakang dibangunnya gereja Katolik berarsitektur Mogul, ciri khas kuil-kuil di India.

Saat masuk ke dalam gereja, pengunjung akan terkesima dengan arsitektur yang dibuat begitu indahnya, gambar-gambar dan lukisan berwarna-warni yang memberikan kesan indah dan damai.

Pada dinding-dinding gereja, terdapat relief-relief yang menceritakan peristiwa penyaliban Yesus Kristus. Ada juga tempat di dekat gereja yang disediakan untuk bermain anak-anak. Area parkirnya pun luas dan bersih, sehingga terkesan nyaman.

Multikultural Gereja Annai Velangkanni mulai dapat terlihat melalui struktur bangunannya  yang banyak terdapat tanda-tanda atau simbol-simbol yang beragam. Tidak hanya dari Batak Toba, tetapi juga Karo yang dapat dilihat di pintu masuk Gereja Annai Velangkanni tersebut.

Pintu gerbang masuk dihiasi miniatur rumah adat Batak Toba dan Karo menandakan tidak ada perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan di sini melainkan menciptakan Multikultural .

Pada tiang sebelah kanan gapura terdapat ukiran seorang wanita India sedang menari, dan di sebalah kiri seorang pria etnis China sedang memberikan salam. Di sepanjang tembok gerbang juga ada sukiran patung mewakili suku di Indonesia.

Setelah menikmati keindahan Gereja Velangkani, jejak religi berikutnya akan membawa wisatawan serasa berada di Thailand atau Burma. Mengapa demikian?
 
International Buddhist Center Lumbini
Lokasi wisata religi yang mirip dengan Burma dan Thailand ini berada di Berastagi, Kabupaten Tanahkaro, Sumut. International Buddhist Center Taman Alam Lumbini Berastagi, adalah rumah ibadah yang sungguh menawan untuk dikunjungi tersebut.

Taman Alam Lumbini, Berastagi merupakan kompleks taman alam yang didalamnya terdapat sebuah kuil Buddha yang sangat megah.

Kuil ataupun Pagoda ini merupakan replika dari Pagoda Shwedagon yang ada di Burma (Myanmar). Warnanya yang kuning keemasan membuat pagoda ini tampak berdiri kokoh dan megah diantara pepohonan yang rindang.

Selain bangunan pagoda yang mengah, komplek seluas sekitar 3 hetar ini juga terhampar taman yang indah dengan mengikuti kontur alam yang curam yang menambah pesona dan keunikannya.

Replika Pagoda Shwedagon di Taman Alam Lumbini, ini merupakan replika tertinggi kedua yang pernah ada atara replika sejenis yang ada di luar Burma dan merupakan tertinggi di Indonesia sehingga meraih rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan kategori Tertinggi di Indonesia dan merupakan rekor pertama yang tercatat di Indonesia.
 
Vihara Adhi Meitreya
Usai berkunjung ke Lumbini, rute berikutnya adalah Maha Vihara Adhi Maitreya. Vihara ini adalah salah satu vihara terbesar di Indonesia. Kawasannya yang indah, kolam ikan koi, dan taman burung membuat siapa saja betah berlama-lama di sana.

Maha Vihara Maitreya memiliki lahan seluas 4,5 hektar. Vihara ini dibangun pada tahun 1991, di dalam kompleks Perumahan Cemara Asri, Jl Boulevard Utara, Medan. Sesuai dengan namanya, Maitreya, Vihara ini memang sangat kental dengan ajaran Buddha Maitreya yang mengajarkan cinta kasih semesta.
Jika masuk ke bagian dalam, pengunjung bisa melihat interior sederhana yang menghiasi. Suasana yang tenang dan sunyi juga terasa di sana, menambah khusyuk peribadatan.

Bagi yang senang binatang, di vihara ada kolam ikan koi dan taman burung. Ikan koi yang cukup besar berenang dengan lincahnya di kolam, sisi sebelah kiri Vihara.

Tak hanya masyarakat Tionghoa, di Medan juga banyak populasi warga keturunan India. Sehingga, tepat di Kampung Madras Kota Medan terdapat sebuah kuil Hindu tertua.
 
Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman dibangun pada 1884 untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak di daerah yang dulu lebih terkenal dengan sebutan Kampung Keling.

Lima Dewa yang terdiri dari Dewa Siwa, Wisnum Ganesha, Dewi Durga atau Kali, dan Dewi Aman, menjadi dewa-dewa yang ada di Kuil ini. Pintu gerbang berhias gopuram, yakni menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan.

Terakhir, lokasi yang patut didatangi yakni Vihara Avalokitesvara di Pematang Siantar. Vihara ini menjadi istimewa karena memiliki patung Dewi Kwan Im tertinggi di Asia Tenggara.

Patung dengan tinggi 22,8 meter ini diimpor langsung dari China dan diresmikan pada 15 Nopember 2005. Patung Dewi Kwan Im di vihara ini terletak di lantai atas pada bangunan berlantai dua.

Sebelum masuk dan menaiki tangga, pengunjung akan disambut oleh dua patung yang terletak di dua sisi tangga yang merupakan patung catur mahadewa-raja, alias malaikat pencatat kebaikan dan keburukan. Keindahan patung Dewi kwan Im ini semakin cantik dengan adanya lampion-lampion menghiasi bagian depan bangunan.

Ternyata, Sumatra Utara tak sekedar Danau Toba, durian, maupun bika ambon saja. Sumatra Utara juga menyimpan keindahan multikultural serta keharmonisan agama yang patut dicontoh masyarakat.

Sunday 18 October 2015

Menerawang Hutan Batu Karst Rammang-Rammang Terluas Dunia

Kampung Berua di tengah pegunungan karst, @innokribow
Pilar-pilar batu karst atau batu kapur menjulang seperti ditanam di antara kebun dan sawah-sawah yang padinya tengah menguning. Ribuan batu karst beraneka bentuk itu bak diukir sebagai sebuah mahakarya Sang Pencipta.

Panorama itu mengingatkan landskap serupa di Vietnam atau China. Ternyata, Indonesia memiliki pesona hutan batu karst yang jauh lebih unik dan menarik untuk dinikmati.

Hutan batu karst itu ada di Rammang-Rammang, itu berada di gugusan pegunungan kapur di Kabupaten Maros hingga Pangkep, Sulawesi Selatan. Tepatnya berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, yang berjarak sekitar 40 Kilometer dari Makassar.

Sejumlah literatur menyebutkan Pegunungan Karst di Maros-Pangkep itu merupakan terluas kedua dunia setelah China. Bahkan, ada pula yang menyebut terluas dan terbesar dunia karena pegunungan karst di China telah berkurang akibat eksploitasi dan penambangan.

Plang pintu masuk Kampung Berua @innokribow
Literatur lain menyebut taman Hutan Batu Kapur Rammang-Rammang ini hanya satu di Indonesia dan terluas ketiga di dunia, setelah yang pertama adalah Taman Hutan Batu Tsingy di Madagaskar dan yang kedua adalah Taman Hutan Batu Shilin yang ada di China.

Kawasan hutan batu karst Rammang-Rammang memang unik dan eksotik. Bebatuan berwarna hitam dan kelabu itu tersebar di areal seluas 43.750 hektare di dua kabupaten.


Rammang-Rammang, menjadi salah satu pintu masuk untuk menikmati kawasan hutan batu karst itu. Tampak gugusan pilar-pilar batu menjulang di areal persawahan penduduk sebelum memasuki Dusun Rammang-Rammang.

Arti kata Rammang-Rammang sendiri berasal dari bahasa daerah setempat yaitu Bahasa Makassar, di mana kata rammang yang bisa diartikan sebagai awan atau kabut.

Dapat disimpulkan, bahwa arti kata rammang-rammang adalah sekumpulan awan atau kabut. Menurut cerita penduduk setempat, tempat ini diberi nama Rammang-Rammang dikarenakan awan atau kabut yang selalu turun terutama di pagi hari atau ketika hujan.

Tak ada tanda-tanda hutan batu itu sebagai kawasan wisata. Jalanan berkelok di antara sawah yang hampir panen itu menuntun wisatawan untuk masuk ke dermaga kecil di bawah sebuah jembatan di Rammang-Rammang.

Menikmati pemandangan hutan batu di Rammang-Rammang dapat dilakukan dari dermaga kecil itu. Penduduk setempat menyediakan transportasi berupa perahu mini berkapasitas 5 orang untuk menelusuri sungai di antara bebatuan karst di Rammang-Rammang.
Perahu Ketinting alat transportasi khusus di Rammang Rammang @innokribow

Sungai Pute yang dangkal dan berair cukup jernih itu menjadi rute satu-satunya menuju sebuah kampung di tengah bukit kapur. Pengunjung dapat merogoh kocek sekitar Rp150.000-Rp200.000 per perahu untuk menuju Kampung Berua.

Saat menaiki perahu atau warga menyebutnya katinting, pemandangan di kiri dan kanan sungai ditumbuhi pohon lontar di sela-sela batu-batu karst yang menjulang. Kelokan air sungai yang memiliki kedalaman hingga 2 meter itu menambah suasana seru terutama saat katinting oleng.

Membutuhkan waktu sekitar 15 menit menyusuri Sungai Pute menaiki ketinting yang digerakkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Menjelang tiba di Kampung Berua, air sungai seperti menembus goa batu karst yang gelap.

Batu-batu karst di goa Sungai Pute itu berbentuk lubang-lubang yang tersusun rapi. Unik, karena batu-batu itu berlekuk membentuk sebuah ruang untuk aliran air yang dapat dilalui menggunakan perahu katinting.

Keluar dari goa, katinting langsung berlabuh di dermaga kecil yang terbuat dari kayu. Dermaga itu merupakan akses sebuah kampung di tengah bukit kapur, Kampung Berua.

Kampung berpenduduk sekitar 15 kepala keluarga itu istimewa. Kampung ini ibarat sebuah mangkuk dengan dasar berupa persawahan dan kolam ikan sekaligus rumah-rumah panggung milik penduduk khas Suku Bugis-Makassar.

Rumah panggung bercat warna-warni sungguh kontras dengan hijaunya persawahan di sekitarnya. Ternak sapi milik penduduk yang digembalakan anak-anak Kampung Berua menambah susana pemandangan pedesaan yang asri.
Rumah panggung suku Bugis Makassar @innokribow

Semilir angin yang masuk di sela-sela bukit batu dengan suasana sunyi melengkapi damainya kampung ini. Sejumlah pengunjung tampak ikut beraktivitas dengan penduduk, sekedar membuka bekal makan siang di tepi sawah, maupun minum kopi khas Sulawesi Selatan di kedai yang dibuka oleh warga setempat.

Di Kampung Berua, juga terdapat goa batu karst dan sumber air yang keluar dari bebatuan. Wisatawan dapat menikmati segarnya air dari sumber air yang disebut 'berlian' tanpa perlu ragu.

Tidak hanya Kampung Berua, sejumlah objek wisata alam yang bisa ditemukan di Rammang-Rammang yakni Telaga Bidadari, Goa Bulu Barakka, Goa Telapak Tangan, Goa Pasaung, dan tentu saja hutan batu.

Usai berkeliling di Kampung Berua, Telaga Bidadari dapat menjadi pilihan berikutnya yang harus dikunjungi. Telaga ini biasa juga disebut dengan istilah Taman Bidadari.

Tak banyak yang mengetahui keberadaan Telaga Bidadari ini. Telaga ini berada tepat di tengah-tengah bukit kapur, yang mempunyai lubang besar tepat di tengahnya dan menjadi tempat berkumpulnya air sehingga membentuk sebuah telaga.

Air dari telaga ini berasal dari celah bebatuan kapur, dan hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki dengan melewati jalan setapak berupa pecahan-pecahan batu kapur di sepanjang jalan.

Objek wisata ini cukup berbahaya dan menantang karena pengunjung harus mendaki bukit kapur dan melewati cukup banyak jalan setapak yang berada di tepi jurang. Air yang jernih dan segar menjadikan telaga ini sebagai salah satu sumber mata air tawar bagi penduduk setempat.

Menurut cerita masyarakat setempat, tempat ini adalah tempat mandi para bidadari sehingga telaga ini pun disebut sebagai Telaga atau Taman Bidadari. Uniknya, air pada telaga ini akan surut pada musim hujan, dan air akan tinggi pada musim kering.
Batu Karst Rammang Rammang, kawasan terluas dunia @innokribow

Untuk menuju Rammang-Rammang dari Kota Makassar, alat transportasi yang bisa digunakan seperti kendaraan roda dua dan empat. Menyusuri jalan poros Maros-Pangkep, kemudian berhenti di belokan jalan masuk menuju pabrik Semen Bosowa. Dari sana, Dusun Rammang-Rammang hanya berjarak beberapa ratus meter.

Anda cukup menyewa perahu yang disewakan masyarakat sekitar, Anda sudah dapat menikmati keindahan alam destinasi Rammang-Rammang yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Tuesday 14 April 2015

Mbok Yem, Legenda Penunggu Puncak Gunung Lawu

Mbok Yem, pemilik warung di Puncak Hargo Dalem Gunung Lawu/Foto @innokribow
Puncak Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 Mdpl yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki legenda tersendiri, Mbok Yem sang penunggu Hargo Dalem. Siapa dia?

Gunung Lawu termasuk salah satu puncak yang dikeramatkan oleh Kasunanan Surakarta. Gunung yang biasa didaki oleh para pencinta alam ini juga sering dikunjungi oleh para peziarah.

Tepat pada ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut (Mdpl), atau sekitar 115 meter di bawah puncak Hargo Dumilah, berdiri sebuah bangunan semi permanen. Di kawasan Hargo Dalem itulah, Markiyem atau akrab di sapa Mbok Yem, bersemayam.

Seorang wanita tua yang tak lagi dapat mengingat usianya sendiri tersebut menjadi bagian dari legenda Puncak Gunung Lawu. Siapapun yang pernah mendaki hingga Puncak Lawu, pasti akan mengenalnya.

"Waktu perang kemerdekaan, Mbok sudah lahir. Anak Mbok yang pertama saja sudah berumur 50 tahun lebih," tutur Mbok Yem saat berbincang dengan saya @innokribow di kediamannya akhir pekan pada awal April 2015.

Dia mengaku telah tinggal di puncak Gunung Lawu lebih dari 25 tahun. wanita dengan postur gemuk ini sebelumnya tinggal bersama sang suami yang kini telah tiada.

Akan tetapi, tak satupun dari empat orang anaknya yang bersedia tinggal bersamanya. Dia hanya ditemani oleh kemenakannya yang membantu aktivitas keseharian Mbok Yem.

Bangunan semi permanen dengan atap terpal yang menjadi tempat tinggal Mbok Yem selama bertahun-tahun itu adalah sebuah warung. Berbagai makanan dan minuman hangat dijajakan Mbok Yem untuk para pendaki dan peziarah.

Tidak hanya menjual makanan, Mbok Yem juga menyediakan tempat sederhana untuk menginap. Sehingga, pendaki maupun peziarah tak perlu khawatir bila mereka tidak membawa perlengkapan berkemah di Puncak Gunung Lawu.

Dini, seorang pendaki asal Jakarta tengah berpose di depan warung Mbok Yem/Foto @innokribow
Nenek yang terbilang gemuk ini mengaku hanya setahun sekali turun gunung. Saat lebaran saja nenek yang ceplas ceplos dan suka bercanda itu mengunjungi sanak keluarga di kaki Gunung Lawu.

Meski seorang diri, Mbok Yem sebenarnya memiliki sembilan cucu dan dua cicit dari empat orang anak kandungnya. "Tapi anak dan cucu saya banyak, se-Indonesia," ujarnya sembari terkekeh.

Mbok Yem yang sehari-hari mengenakan kerudung itu memang menjadi legenda tersendiri bagi para pendaki Gunung Lawu. Mbok Yem menawarkan nasi pecel, pisang goreng, hingga kopi hangat dengan tarif murah meriah di atas ketinggian 3.000 Mdpl.

Wednesday 8 April 2015

Ora Beach Resort, Surga Tersembunyi di Maluku

Kamar terapung di Ora Beach Resort mirip di Maldives/Foto @innokribow
Sebuah pantai dengan penginapan terapung di atas laut ramai di perbincangkan di media sosial beberapa waktu terakhir. Sejumlah traveler menulis keindahan pantai ini.

Marischka Prudence, seorang travel blogger, bahkan menyejajarkan pantai ini dengan keindahan Maladewa, sebuah negara kepulauan yang terkenal dengan wisata pantainya. Penulis buku pariwisata Barry Kusuma memujinya sebagai surga tersembunyi di Kepulauan Maluku.

Tak hanya pujian tertulis, foto dan video di jejaring sosial memang mengundang rasa penasaran. Selebritas Tanah Air seperti Andien, Glenn Fredly, hingga Mario Lawalata, mengunggah foto-foto mereka saat berlibur di pantai ini.

Rasa penasaran pun membuncah. Saat mengetikkan kata "Ora Beach Resort" di mesin pencari Google, wuss!! hampir tiga juta artikelpun ditemukan. Jutaan foto, seperti kata Syahrini, "terpampang nyata".

Berbekal dari informasi di internet, rencana berlibur ke Ora Beach Resort disusun rapi. Jauh-jauh hari paket menginap di Ora Beach Resortpun dipesan biar mendapatkan kamar yang terapung di atas laut.

Tiket pesawat murah dari maskapai penerbangan pelat merah didapat saat gelaran travel fair. Perkiraan waktu 5 hari dan 5 malam untuk pemesanan tiket pesawat. Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis malam, dan pulang Selasa petang, pekan berikutnya.

Tepat tengah malam, pesawat membawa sejumlah penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Pattimura Ambon. Transit sekitar 45 menit di Bandara Sultan Hasanudin Makassar, sekitar pukul 07.35 WIT akhirnya pesawat mendarat di Bandara Pattimura.

Saat menghidupkan telepon selular, pesan singkat dari pengelola Ora Beach Resort masuk. Kendaraan jenis MPV khusus disiapkan untuk mengantarkan tamu dari bandara ke pelabuhan Tulehu, Ambon.
Kapal Cantika Torpedo/Foto @innokribow

Perjalanan ke Tulehu menempuh waktu sekitar 45 menit, melewati teluk Ambon. Tulisan "Ambon City of Music" menyambut di teluk kota papeda ini. Tak salah memang, suara-suara merdu Nyong dan Nona Ambon Manise sudah sohor sejak baheula.

Tiba di Tulehu, dilanjutkan dengan kapal cepat Cantika Torpedo yang cukup nyaman karena berada di kelas VIP. Penyebrangan menuju Pelabuhan Amahai Pulau Seram di Maluku Tengah ini memakan waktu sekitar 2 jam.

Saat matahari tepat berada di atas kepala, akhirnya kapal tiba di Pelabuhan Amahai. Nah, tak jauh dari Amahai, terdapat ibukota Kabupaten Maluku Tengah, yakni Masohi.

Di Masohi inilah terdapat sejumlah anjungan tunai mandiri (ATM), rumah makan, hingga minimarket untuk 'menimbun' makanan ringan kelak saat berada di Ora Beach Resort. Perjalanan selanjutnya, dari Masohi ke Saleman, desa terdekat dengan Ora Beach, memakan waktu 2,5 jam.

Diantar menggunakan mobil MPV kembali, perjalanan cukup menyegarkan. Jalanan lurus beraspal mulus, hingga jalan berliku dengan kerusakan cukup parah, harus dilalui.

Pemandangan hutan hujan tropis dengan pepohonan besar di kiri-kanan jalan membuat indera penciuman terasa amat segar. Tepat ketika hampir sampai di Saleman, sang sopir menghentikan laju kendaraan.

Sopir yang memang telah terlatih mengantar-jemput pelancong itu menunjukkan pemandangan pertama yang menakjubkan. Teluk pantai Ora terhampar dikelilingi oleh tingginya tebing batu nan mempesona.

Cekrek! gambar indah diabadikan melalui mata kamera. Nun jauh di sana, tampak deretan penginapan terapung di atas laut tepat di bibir pantai dengan hamparan pasir putih. Yup! itulah Ora Beach Resort.
Pemandangan dari atas tebing sebelum Ora Beach Resort/Foto @innokribow

Tepat di kaki bukit batu tersebut adalah Desa Saleman. Mobil hanya bisa mengantarkan wisatawan sampai di desa ini. Dari Saleman, Ora Beach Resort menyiapkan perahu nelayan untuk mengantar pelancong ke dermaga kecil sekitar 15 menit.

Air laut berwarna hijau tosca dengan hamparan pasir putih di sepanjang teluk ini telah memanjakan pandangan. Tebing batu yang terjal, tampak angkuh melindungi keindahan pantai Ora ini.

Benar ternyata. Tiba di dermaga Ora Beach Resort, decak kagum tak dapat disembunyikan. Ora Beach Resort memang layak disejajarkan dengan Kepulauan Maldives maupun Hawaii, jika meminjam istilah Marischka Prudence.

Ora Beach, Maldives ala Indonesia

Letak Ora Beach Resort tepatnya di Desa Saleman, Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. Pantai ini benar-benar layaknya "surga" tersembunyi karena lokasinya memang dikelilingi gunung dan tebing batu yang curam.
Jernihnya air laut di Ora Beach Resort/Foto @innokribow

Mungkin sebagian orang mengenalnya dengan sebutan Pulau Ora. Padahal, sebutan itu benar-benar keliru karena pantai ini masih berada di Pulau Seram. Lebih tepatnya disebut Ora Beach Resort atau Pantai Ora.

Pantai ini memang dalam beberapa tahun terakhir kian banyak disebut-sebut sebagai destinasi impian sejumlah pelancong baik lokal maupun mancanegara. Betapa tidak, pantai ini hadir dengan nuansa yang lebih private, sepi, alami, dan tentu keindahan ukiran alam atas dan bawah laut yang memanjakan mata.

Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, cukup dengan biaya yang lebih terjangkau bila ingin menikmati private beach. Apalagi buat Anda yang ingin menikmati bulan madu bersama pasangan, Ora Beach sangat cocok untuk itu.

Memang, Ora Beach awalnya lebih sohor di kalangan turis mancanegara sebelum akhirnya wisatawan domestik mulai ramai memperbincangkannya. Resort yang mulai dibangun sejak 1999 ini menawarkan kedamaian dan keindahan alam tebing, gunung, pantai, hingga terumbu karang, dalam sebuah paket lengkap.

Bersenorkeling di Ora Beach Resort/Foto @innokribow
Bayangkan saja, Anda menginap di kamar panggung yang didesain khusus di atas laut. Di depan teras kamar, bisa disaksikan dengan mata telanjang, ikan Nemo dan ratusan kawannya saling bekejaran dan bermain-main. Tak jarang, tampak penyu turut hilir mudik persis di jangkauan tangan Anda.

Kamar berkonsep bungalow tradisional dengan sentuhan fasilitas cukup moderen ini pasti membuat betah wisatawan. Tak hanya melihat jernihnya air laut sembari minum teh, Anda juga bisa langsung menceburkan diri dari serambi kamar, ber-senorkeling ria.

Kedalaman air yang mencapai kurang dari 2 meter itu membuat terumbu karang dan ribuan ikan tampak jelas dari teras kamar. Tujuh kamar yang berada di atas laut itu memang menjadi favorite turis, jadi harus memesan jauh-jauh hari.

Bosan di sekitar kamar, Anda bisa menikmati snorkeling dan menyelam tak jauh dari area resort. Yup, Anda akan dibawa menaiki perahu bermesin ke sebuah spot yang mencengangkan.

Spot snorkeling pertama yakni tebing batu. Dinding batu tinggi menjualang berdiri kokoh bersatu dengan hijau tosca air laut. Sebuah gubuk dibangun terapung untuk wisatawan beristirahat setelah lelah ber-senorkeling.

Jernihnya air laut membuat Anda pasti tak tahan untuk berkeliling menggunakan fin dan kacamata senorkeling. Hingga akhirnya, Anda juga akan menemukan sebuah celah tebing yang menyerupai goa tak jauh dari lokasi berenang.

Bila belum puas, Anda dapat menyelam di sebuah spot diving yang lebih dalam. Hanya menumpang perahu sekitar 5 menit dari spot pertama, Anda akan menemukan area terumbu karang yang lebih berwarna-warni dengan ribuan ikan jinak, tak terkatakan indahnya.

Sejumlah aktivitas juga dapat dilakukan di Ora Beach Resort, seperti tracking di bukit batu, menikmati kelapa muda dan buah durian bersama penduduk, maupun sekedar bernyanyi dimalam hari bersama pemuda pemudi setempat atau Nyong dan Nona Ambon.

#####&&&&&#####
Lokasi snorkeling & diving di bawah tebing batu Ora Beach Resort/Foto @innokribow

Berikut rincian wisata Ora Beach Resort selama 3 hari 2 malam untuk 2 orang:

1. Kamar Rp2,4 juta (tipe kamar di atas laut Rp700.000/orang, tipe gantung Rp500.000/orang, tipe darat Rp400.000/malam, makan 3 kali Rp250.000).

2. Transportasi PP Bandara Pattimura-Pelabuhan Tulehu Rp600.000 (dengan jarak tempuh 45 menit).

3. Transportasi PP Pelabuhan Tulehu-Pelabuhan Amahai Seram kapal Cantika VIP Rp1,02 juta (dengan jarak tempuh 2 jam).

4. Transportasi PP Pelabuhan Amahai-Saleman Rp1,2 juta (dengan jarak tempuh 2 jam).

5. Penyeberangan PP Saleman-Ora Beach Resort sekaligus tour dua rute Rp700.000 (dengan jarak tempuh 15 menit).

6. Jika tidak menginap, sekali kunjungan ke Ora Beach Resort bertarif Rp25.000/orang.

7. Alat snorkeling Rp50.000/hari, life jacket Rp25.000/hari, alat diving Rp400.000/set, boat trip selain dalam paket Rp300.000-Rp500.000/trip, Tracking gunung batu Rp100.000/kelompok.

8. Untuk booking Ora Beach Resort silahkan hubungi Alvin +628111909404.

########&&&&&&#########

Saya @innokribow tengah menikmati secangkir kopi di Ora Beach Resort

Berikut sejumlah tips bagi Anda yang akan berkunjung ke Ora Beach Resort:

1. Siapkan uang tunai ekstra, karena anjungan tunai mandiri (ATM) hanya tersedia di Masohi sekitar 2 jam perjalanan darat. Selain itu, jika Anda ingin berkunjung ke pulau-pulau tak berpenghuni, tarif perahu juga cukup menguras kantong dan peralatan snorkeling serta diving tidak termasuk dalam paket.

2. Bila ingin memakan kudapan, hendaknya membeli di Masohi atau setiba di Pelabuhan Amahai. Sebagai gambaran, sekadar mie instan rebus saja, di Ora Beach dibanderol Rp30.000/porsi.

3. Jika tidak ingin membayar sewa lebih mahal, hendaknya Anda membawa sendiri peralatan snorkeling serta kamera bawah laut. Pasalnya, di Ora Beach selain alat-alat tersebut terbatas, harga sewanya juga cukup menguras kantong.

4. Pesan kamar jauh-jauh hari minimal 4 bulan sebelumnya hingga sepekan sebelum Anda tiba. Pasalnya, unit kamar yang terbatas, membuat Ora Beach Resort selalu terisi penuh.

5. Meski belum ada dive center di Ora Beach, Anda bisa menyewa dive set dengan unit terbatas. Anda juga akan ditemani oleh guide yang cukup berpengalaman.

6. Berkunjung ke Ora Beach perlu mempertimbangkan waktu. Saat musim libur, dipastikan penuh dan saat musim ombak juga Anda tidak bisa menikmati wisata di pantai ini.

7. Jangan ragu untuk negosiasi harga dengan pemilik Ora Beach Resort termasuk fasilitas dan layanan yang didapatkan. Ora Beach Resort hanya membuka booking melalui pemiliknya.

8. Siapkan obat-obatan pribadi serta stamina untuk menjelejah keindahan Pantai Ora. Selamat berlibur.

Sunday 22 March 2015

Camping Ceria & Semedi di Puncak Munara Parung Bogor

Mengisi libur akhir pekan tak perlu mahal ataupun jauh dari Ibukota Jakarta. Di Puncak Munara, Parung, Bogor, Anda bisa camping ceria sekaligus bersemedi menikmati segarnya udara pegunungan.

Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, pasti lelah menghadapi rutinitas pekerjaan, kemacetan, hingga udara polusi yang selalu dihirup saban hari. Akhir pekan, menjadi waktu yang tepat untuk melepas penat dengan berjalan-jalan di pegunungan.

Tak perlu jauh-jauh, di Parung Bogor, yang berjarak sekitar 1-2 jam dari Jakarta, Anda bisa mendapatkan segarnya udara pegunungan sembari berpetualang. Yup, tepatnya di situs wisata sejarah Puncak Munara, Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Bogor Jawa Barat.

Di Puncak Munara, Anda dapat merasakan serunya mendaki gunung, tepatnya bukit batu, hingga ke puncaknya. Tak terlalu berat, karena di Puncak Munara juga dapat didaki oleh anak-anak dan remaja.

Tidak hanya mendaki, Anda juga dapat menikmati serunya berkemah bersama teman-teman ataupun keluarga kecil. Cukup aman, karena di Puncak Munara jika akhir pekan, banyak warga Jakarta dan sekitarnya yang juga berkemah di sini.

Seorang warga di sekitar Puncak Munara, Aem (60), menjelaskan, wisata Puncak Munara mulai ramai sejak beberapa tahun belakangan. Banyak anak-anak muda dari Bogor, Depok, Jakarta, dan Tangerang yang berkemah dan mendaki ke Puncak Munara.

"Kalau dulu di sini sering untuk semedi, mencari tirakat biar utang-utangnya lunas atau biar bisnisnya enggak bangkrut," ujarnya.

Di Puncak Munara, sambungnya, memang terdapat petilasan Sunan Kalijaga, goa tempat Presiden Soekarno bersemedi, hingga jejak tangan dan kaki si Kabayan. Namun, dia juga tidak mengerti sejarah adanya tokoh-tokoh besar di Puncak Munara tersebut.

Untuk mencapai Puncak Munara, rutenya mudah. Dari Jakarta Anda bisa melewati rute Ciputat hingga Parung. Tepat di Pasar Parung Bogor, terdapat jalur ke arah Kecamatan Rumpin hingga mencapai Puncak Munara.

Pengunjung juga hanya dikenakan Rp5.000 untuk masuk ke Puncak Munara. Parkir kendaraan juga tersedia dengan aman dan nyaman bagi para pengunjung.

Saturday 7 March 2015

Wow, Indahnya Surga Ora Beach Resort Pulau Seram Maluku

Intip Foto Indah di Ora Beach Resort Maluku

Ora Beach Resort di Pulau Seram Maluku Tengah mulai sohor di kalangan turis nusantara setelah sebelumnya ramai menjadi perbincangan pelancong asing. Bagaimana indahnya Ora Beach Resort?

Tujuh kamar dan tiga rumah terapung siap memanjakan tidur Anda di Ora Beach. Enam rumah lainnya berada di pantai berpasir putih dengan deburan ombak serta jernihnya air laut bak kaca sehingga telihat ribuan ikan bermain di antara terumbu karang nan cantik.

Letak Ora Beach Resort tepatnya di Desa Saleman, Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. Pantai ini benar-benar layaknya "surga" tersembunyi karena lokasinya memang dikelilingi gunung dan tebing batu yang curam.

Penasaran? Berikut secuil foto keindahan Ora Beach Resort yang berhasil diabadikan. Foto diambil oleh saya, Sukirno, pada 27 Februari-1 Maret 2015.

1. Ora Beach Resort tampak dari ketinggian 
















2. Jernihnya air laut di Ora Beach Resort
















3.  Dermaga Ora Beach Resort dengan pantai berpasir putih















4. Bungalow tempat menginap berada di atas laut jernih
















5. Snorkeling langsung di teras bungalow
















6. Anda bisa memberi makan ribuan ikan di teras penginapan




Saturday 16 August 2014

Kembali Foto Jokowi Cium Tangan Megawati, SBY, & JK Bikin Heboh

Tingkah polah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga calon presiden PDI Perjuangan benar-benar menjadi sorotan publik.

Kejadian yang sedianya tampak biasa saja, menjadi perbincangan dengan cepat di dunia maya akibat pesatnya arus informasi melalui internet.

Di jagat media sosial, bertebaran foto-foto yang tengah hangat diperbincangkan oleh netizen, sebutan bagi pengguna internet. Setelah dihebohkan oleh foto saat Jokowi mengenakan sepatu disandingkan dengan calon presiden dari Partai Gerindera Prabowo Subianto, kini foto-foto Jokowi bersalaman dengan sejumlah tokoh kembali menghebohkan dunia maya.

Salah satu kehebohan yang muncul adalah ketika Jokowi bersalaman dengan Wakil Ketua DPR Prio Budi Santoso yang merupakan fungsionaris Partai Golkar. Jokowi tampak menunduk hormat kepada Prio dihadapan banyak orang.

Jokowi dan Prio yang sama-sama mengenakan kemeja berwarna putih itu tengah bersalaman di depan Ketua BKPM Mahendra Siregar. Prio mengatakan melalui akun Twitternya @PrioBudiS bahwa foto tersebut diambil saat acara hari buruh di Istora Senayan Jakarta.

"Itu acara hari buruh di stadion Istora Jakarta," kicaunya, Rabu (2/4/2014).

Foto Jokowi bersalaman dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga mengundang reaksi masyarakat di jagat dunia maya.

Jokowi tampak mencium tangan Megawati sambil memegang nasi tumpeng dihadapan Puan Maharani dan Sekjen PDI Pejuangan Tjahyo Kumolo. Mereka mengenakan pakaian berwarna merah sebagai ciri khas PDI Perjuangan.

Pada foto berikutnya, Jokowi bersalaman sambil menunduk kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Keduanya terlihat mengenakan sarung dan kopiah dan kemeja putih berbalut jas hitam.

Pada foto keempat, mantan Wali Kota Solo ini bersalaman dengan Ketua PMI M. Jusuf Kalla sembari merundukkan badan. Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak sebagai ikon saat bertarung dalam Pilgub tampak menyunggingkan tawanya.

Sementara JK, mantan wakil presiden, yang mengenakan kemeja putih dan peci juga menyunggingkan tawa renyahnya. Diduga foto tersebut diambil saat Jokowi akan maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Pada foto terakhir, Jokowi tampak mencium tangan mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Foto ini sempat menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Saat itu, Jokowi dan Bibit sempat berseteru terkait rencana pembangunan pusat perbelanjaan di Solo. Namun, rencana itu ditolak mentah-mentah oleh Jokowi.

Berikut foto-foto yang beredar di media sosial :

1. Jokowi bersalaman dengan Prio Budi Santoso


2. Jokowi bersalaman dengan Megawati Soekarnoputri


3. Jokowi bersalaman dengan SBY


4. Jokowi bersalaman dengan JK


5. Jokowi bersalaman dengan Bibit Waluyo